Manusia dan Keadilan
Pengertian Keadilan menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah
antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Keadilan juga berhubungan dengan hak dan kewajiban, dalam
lingkup kecil, manusia harus adil dengan hak dan kewajiban. Keadilan juga terkait dengan
pancasila ke 2, yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab” dimana semua manusia harus bersikap
adil dan untuk bisa memiliki adab yang baik terhadap sesama manusia.
Keadilan Sosial, seperti pancasila yang bermaksud keadilan
sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan
makmur. Setiap manusia berhak mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai
dengan kebijakan masing-masing. Ada berbagai macam keadilan yaitu, Keadilan Legal atau Keadilan
Moral, Keadilan Distributif, dan Komutatif.
Keadilan juga berhubungan
dengan Kejujuran, kejujuran adalah berkata dengan adanya kenyataan atau fakta
yang sebenarnya dalam memenuhi hak dan kewajiban. Adapun juga yang namanya
tidak jujur atau kecurangan yaitu suatu hal yang berkata tidak sama dengan
fakta atau tidak sesuai dengan yang sebenarnya dalam memenuhi hak dan kewajiban
dengan perilaku yang ingin memperoleh keuntungan secara cepat tanpa berusaha. Dan
kecurangan selalu pasti ada Balasannya, Pembalasan ialah suatu reaksi atau
timbal balik atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang
seimbang, tingkah laku yang serupa, atau tingkah laku yang seimbang.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup adalah pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup
di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu sendiri merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup itu banyak sekali macam dan ragamnya.
Dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya ada 3 macam, yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal dari
agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara
tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya
mempunyai empat unsur-unsur yang satu rangkaiannya tidak
terpisahkan yaitu, Pertama ada Cita-cita merupakan tujuan atau pandangan
hidup untuk masa depan yang akan datang. Apabila cita-cita tidak tercapai bisa
dibilang dengan angan-angan. Ada 3 faktor dari cita-cita yaitu, Faktor Manusia,
Faktor Kondisi, dan Faktor Tingginya Cita-cita. Kedua, Kebijakan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang
bermoral dan beretika. Ada 3 faktor yang menentukan tingkah laku setiap
manusia, yaitu Faktor Pembawaan (Heriditas), Faktor Lingkungan, dan Faktor
Pengalaman. Ketiga, Usaha/Perjuangan yaitu suatu usaha kerja keras untuk
melaksanakan dan mewujudkan suatu cita-cita yang diinginkan. Tanpa adanya
usaha/perjuangan suatu cita-cita tidak akan tercapai dan manusia tidak dapat
hidup secara sempurna. Dan yang keempat, Keyakinan/Kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran
filsafat,yaitu aliran naturalisme yang dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. sedangkan aliran intelektualisme yang
dasar alirannya menggunakan logika / akal manusia berpikir. Dan aliran gabungan ialan aliran yang
menggunakan kekuatan gaib dan juga akal.
Setiap manusia pasti mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik dan berbeda walau bagaimanapun bentuknya. Akan tetapi yang terpenting,
kita seharusnya rnempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena
hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan
cita-cita dengan baik. Langkah-langkahnya yaitu seperti,
mengenal, menghayati, meyakini, mengabdi, dan mengamankan.